Jombang, Jum'at 09 Juni 2023.
Akpol Calon Perwira Petinggi Polri Sowan Mbah Bolong.
Kalau kita pernah membaca kumpulan cerita inspiratif yang ditulis oleh KH. Arman Arroizy dalam buku 30 kisah teladan, kita akan menemukan sebuah tulisan yang menarik. Cerita yang mungkin dinarasikan dari kisah nyata yang terjadi pada tradisi dunia pesantren.
Salah satunya berkenaan dengan tradisi sowan. Di pondok pesantren, sowan kyai adalah salah satu tradisi yang kental yang memiliki banyak makna. Sowan kepada kepada kyai dilakukan oleh para santri, wali santri, para pejabat dan masyarakat pada umumnya. Sebagaimana kita ketahui bersama, masyarakat kita adalah masyarakat yang religius. Semua persoalan kehdupan selalu didasarkan pada nilai-nilai keagamaan. Oleh karena itu, kyai selalu menjadi rujukan semua orang untuk mendapatkan arahan, petunjuk, dan nasehat-nasehat keagamaan.
Dalam buku cerita 30 Kisah Teladan tersebut diceritakan bahwa hari itu, sejak pagi di rumah kyai sudah berbondong-bondong tamu dengan pelbagai latar belakang dan beragam keperluan yang ingin sowan. Sambil menunggu kyai keluar menemui mereka, satu persatu tamu memasuki ruangan utama yang telah disediakan. Begitu kyai keluar, tamu-tamu berebut mencium tangan, meski tentu saja pak kyai tidak meminta dicium tangannya. Sebagai bentuk penghormatan, memang sudah biasa para santri, orangtua santri dan masyarakat yang sowan ke kyai selalu berjabat tangan dan mencium tangannya. Ini semata-mata wujud penghormatan bukan mengkultuskan sebagaimana yang sering dituduhkan oleh orang-orang yang tidak paham kultur pesantren dan selalu melihat sesuatu dari sisi negatifnya.
Demikianlah tradisi sowan ini berlangsung hingga sekarang. Para santri meyakini benar bahwa seorang kiai yang alim dan zuhud jauh lebih dekat kepada Allah swt dibandingkan manusia pada umumnya. Karena itulah para santri sangat mengharapkan do’a dari para kyai. Karena doa itu niilainya lebih dari segudang harta. Inilah yang oleh orang awam banyak diistilahkan dengan tabarrukan, mengharapkan berkah dari do’a kyai yang mustajab karena kezuhudannya, kewiraiannya dan kealimannya. Dengan demikian optimisme dalam menghadapi kehidupan dengan berbagai macam permasalahannya merupakan nilai positif yang tersimpan di balik tradisi sowan.
0 Komentar